DEFINISI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI
- Fisiologi atau ilmu faal merupakan ilmu yang mempelajari berlangsungnya suatu sistem atau fungsi kerja di dalam tubuh makhluk hidup. Kata faal sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya pertanda, fungsi, kerja. Istilah fisiologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu phsis yang artinya asal-usul atau hakikat dan logos atau logia yang artinya ilmu atau kajian. Sehingga, fisiologi merupakan salah satu cabang keilmuan yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atas suatu makhluk hidup. Dalam bidang kedokteran, Fisiologi atau ilmu Faal adalah salah satu ilmu dasar dalam kurikulum kedokteran yang memperlajari mengenai proses atau fungsi normal pada manusia, mulai dari tingkat selular, jaringan, organ, sistem tubuh hingga tingkat organisme secara utuh. Fisiologi membahas mengenai mekanisme kerja sistem tubuh, interaksi antar organ, serta interaksi sistem organ dengan lingkungan sekitar. Pemahaman mengenai ilmu Fisiologi sangat penting untuk dikuasai oleh bagi para tenaga medis karena akan mendukung pemahaman para tenaga medis mengenai proses perjalanan penyakit, mekanisme munculnya tanda dan gejala pada berbagai penyakit, menentukan diagnosis, memberikan terapi serta edukasi bagi pasien dan masyarakat.
- Psikologi atau ilmu jiwa merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku atau perilaku manusia, serta proses mental khususnya pada manusia. Istilah psikologi berasal dari Bahasa Yunani yang secara harfiah dibagi menjadi dua kata, yaitu psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu.
- Psikologi fisiologi/ Psikologi faal (Physiological psychology)adalah psikologi yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan fungsi kerja organ tubuh. Metode yang lazim digunakan lewat manipulasi sistem saraf dan otak secara langsung dalam eksperimen terkontrol, bisa dengan menggunakan operasi, terapi elektrik, dan kimiawi. Artinya, kondisi tubuh dan organ tubuh mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi kemampuan kognisi (kesadaran), afeksi (rasa kasih sayang), dan konasi (keinginan). Psikologi faal masuk ke dalam divisi biopsikologi, oleh sebab itu subjek penelitiannya hampir selalu non manusia, karena fokus penelitian ada pada manipulasi otak melalui ekperimen terkontrol terhadap perilaku, bukan pada penelitian yang berkontribusi untuk kepentingan praktis. Namun saat ini experimen non manusia sudah jarang atau sudah tak digunakan lagi karena berkembang pesatnya alat dan ilmu pengetahuan dalam mencari jawaban dan pengetahuan lebih dalam.
SEJARAH PERKEMBANGAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI
- Ilmu fisiologi manusia dimulai dari sekitar tahun 420 SM dan dikembangkan oleh Hipokrates, yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran. Jean Fernel, seorang peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan istilah "fisiologi" pada tahun 1525. Namun fisiologi eksperimental baru diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae di tahun 1708. Dimulai dari Sir Charles Bell seorang ahli bedah, ahli anatomi, dan ilmu faal. Pada mulanya penelitian dan penemuan beliau hanya sebatas catatan untuk dirinya sebagai bahan kuliah dan bahan diskusi bersama rekan-rekannya, karena wataknya yang agak tertutup sehingga penelitiannya jarang diketahui oleh khalayak umum. Penemuan yang sama pun ditemukan di tempat berbeda oleh Francois Magendie, sehingga terciptalah penemuan Bell-Magendie. Penemuan ini mengemukakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat dua macam syaraf, yakni syaraf sensoris yang menghantarkan impuls-impuls yang diperoleh dari reseptor (jaringan penerima rangsang) ke susunan syaraf pusat dan syaraf motoris yang menghantarkan impuls-impuls yang berasal dari susunan syaraf pusat ke efektor (jaringan penggerak pada otot). Penemuan Bell-Magendie selanjutnya dikembangkan oleh Johannes Peter Muller, salah seorang rekan Wilhelm Wundt yang juga ahli ilmu faal. J.P Muller terkenal dengan hukum “energi spesifik”-nya. Berikut isi hukum tersebut: Pada setiap indra hanya terjadi satu jenis pengindraan, tidak tergantung dari jenis rangsangnya, misalnya indra penglihatan yang peka dengan rangsang cahaya dan meneruskan impuls cahaya melalui syaraf-syaraf penglihatan ke otak. Rangsang cahaya bagi mata merupakan rangsang-rangsang yang adekuat (memadai) bagi indra-indra yang bersangkutan. Tetapi indra-indra tersebut dapat terkena rangsang yang inadekuat, misalnya pukulan. Maka impuls yang diteruskan oleh indra yang bersangkutan hanyalah impuls yang sesuai dengan indra tersebut. Jadi kalau mata yang terkena pukulan maka akan melihat cahaya (berkunang-kunang). J.P Muller banyak mengadakan penelitian tentang indra-indra dan dapat dikatakan ia orang yang pertama menggunakan metode eksperimental dalam laboratoriumnya dan metode ini kelak digunakan oleh Wilhelm yang menjadi tonggak berdirinya psikologi sebagi ilmu tersendiri.
- Sejarah perkembangan psikologi dibagi menjadi dua fase. Fase pertama ketika psikologi masih dianggap bagian dari filsafat, dimulai kira-kira abad ke-7. Psikologi saat itu dipelajari oleh para ahli filsafat dan juga fisiologi (cabang ilmu biologi yang terbatas tentang fungsi organ tubuh) sehingga dianggap bagian daripada kedua ilmu tersebut. Psikologi sebagai sebuah kesatuan disiplin ilmu telah dikaji dan didiskusikan sejak lama oleh para ilmuan dan filsuf. Dalam perkembangannya, pembahasan mengenai jiwa pun akhirnya dilakukan secara tersendiri berdasarkan kaidah dan metode tertentu yang terlepas dari ilmu filsafat dan fisiologi. Oleh karena itu, gejala jiwa pun dipelajari secara lebih objektif dan sistematis. Masuk ke dalam fase kedua, dimulai sekitar akhir abad 19. Ditandai berdirinya laboratorium pertama di Leipizig, Jerman oleh Wilhem Wundt, yaitu bapak psikologi pertama. Sejak tahun 1897, psikologi diakui sebagai cabang keilmuan tersendiri. Setelah itu psikologi berkembang pesat dalam mengembangkan sistematika dan metodenya masing-masing, sehingga lahir berbagai aliran dalam psikologi, seperti psikodinamika (menitikberatkan pada pemikiran-pemikiran yang berasal dari alam ketidaksadaran, konflik antara insting biologis dengan tuntutan masyarakat, serta pengalaman masa kecil seseorang), behaviorisme (menitikberatkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur.), dan humanistic (menitikberatkan pada potensi-potensi positif dalam kepribadian. Aliran ini berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan kehendak dan tidak tergantung pada dorongan yang tidak disadari maupun lingkungannya).
Komentar